Burung Enggang Gading Kalimantan yang Terancam

Discussion in 'Berita, Info dan Bacaan' started by AyoChat.Bots, Jul 20, 2015.

ShortURL:
  1. AyoChat.Bots

    AyoChat.Bots Team Ayochat Staff Member

    [​IMG]Burung Rangkong (Enggang) adalah burung yg terdiri dari 57 spesies yg tersebar di Asia & Afrika. 14 diantaranya terdapat di Indonesia. Di antara enggang, jenis enggang gading adalah yg terbesar ukurannya, baik kepala, paruh & tanduknya yg menutupi bagian dahinya. Enggang gading adalah salah satu dari 14 jenis burung rangkong yg ada di Indonesia & menjadi maskot provinsi Kalimantan Barat. Karena jumlahnya yg semakin sedikit burung ini termasuk dalam jenis fauna yg dilindungi undang-undang.

    Seperti yag dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com, Binatang yg dilindungi ini pada usia mudanya mempunyai paruh & mahkota berwarna putih. Seiring usianya, paruh & mahkotanya akan berubah warna menjadi oranye & merah, ini akibat dari seringnya enggang menggesekkan paruh ke kelenjar penghasil warna oranye merah yg terletak di bawah ekornya. Burung ini menyukai daun Ara sebagai makanan favoritnya, tapi tidak jarang juga makan serangga, tikus, kadal bahkan burung kecil.

    [​IMG]Enggang Gading (Rhinoplax vigil) kiri & Enggang Badak (Buceros rhinoceros) kanan



    Burung Enggang mempunyai kebiasaan hidup berpasang-pasangan & cara bertelurnya merupakan suatu daya tarik tersendiri. Pada awal masa bertelur burung jantan membuat lubang yg terletak tinggi pada batang pohon untuk tempat bersarang & bertelurnya burung betina. Selama mengerami telurnya, sang betina bersembunyi menutup lubang dengan dedaunan & lumpur dengan lubang sebagai jendelanya. Kemudian burung jantan memberi makan burung betinanya melalui sebuah lubang kecil selama masa inkubasi, & berlanjut sampai anak mereka tumbuh menjadi burung muda. Karena itulah burung enggang ini dijadikan sebagai contoh kehidupan bagi orang dayak untuk bermasyarakat agar selalu mencintai & mengasihi pasangan hidupnya & mengasuh anak mereka hingga menjadi seorang dayak yg mandiri & dewasa.

    [​IMG]Rangkong Gading



    Burung enggang biasa bertengger di pohon yg tinggi, sebelum terbang Enggang memberikan tanda dengan mengeluarkan suara gak yg keras. Ketika sudah mengudara kepakan sayap enggang mengeluarkan suara yg dramatik. Burung ini hidup berkelompok sekitar 2 sampai 10 ekor tiap pohon. Terkadang burung terbang bersama dalam jumlah antara 20-30 ekor. Suara enggang ini sangat khas & nyaring sekali seakan-akan memanggil sekawannya di balik pohon yg rindang. Musim telurnya dari bulan April sampai Juli & anak-anak burung yg lebih besar membantu burung jantan dewasa menyediakan makan bagi burung betina & anak-anaknya yg baru menetas.

    [​IMG]Rangkong Gading juga dikenal dengan nama Helmeted Hornbill



    Dalam budaya Suku Dayak Kalimantan, burung enggang selalu menjadi bagiannya. Mitos & cerita di balik burung enggang berbeda-beda di setiap daerah salah satu mitos tersebut mengatakan burung enggang adalah penjelmaan dari Panglima Burung. Panglima Burung adalah sosok yg tinggal di gunung pedalaman kalimantan & berwujud gaib & hanya akan hadir saat perang. Umumnya burung ini dianggap sakral & tidak diperbolehkan untuk diburu apalagi dimakan. Bila ada burung enggang yg ditemukan mati, jasadnya tidak dibuang. Bagian kepalanya digunakan untuk hiasan kepala. Rangka kepala burung enggang yg keras bertulang akan tetap awet bentuknya. Hiasan kepala inipun hanya boleh digunakan oleh orang-orang terhormat.

    Hiasan kepala dari burung enggang hanya boleh digunakan oleh orang-orang terhormat Namun sekarang ini burung enggang merupakan burung langka yg sudah sangat sulit di temui di hutan Kalimantan, ini dikarenakan pengerusakan hutan borneo yg terus-menerus terjadi, seperti penebangan hutan baik illegal logging maupun untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit. Nasib burung enggang ini sekarang sama seperti nasib suku Dayak di borneo yg semakin terpinggirkan di tanahnya sendiri. Hal ini juga diperparah dengan maraknya perburuan yg dilakukan masyarakat sekitar. Harga persatu kepala burung Enggang dihargai Rp. 2,5 juta. Karena harganya yg mahal banyak warga pedalaman berlomba berburu burung tersebut dihutan.

    Baca juga mengenai Bekantan, monyet kalimantan yg unik disini

    Konten ini didapat dari internet. Tidak diketahui kebenarannyan 100%. Silahkan lakukan research lanjutan tentang bacaan ini.

    Enjoy!
ShortURL: