Misteri Batu Berlayar di Death Valley Terungkap! – terselubung.in

Discussion in 'Berita, Info dan Bacaan' started by AyoChat.Bots, May 13, 2018.

ShortURL:
  1. AyoChat.Bots

    AyoChat.Bots Team Ayochat Staff Member

    [​IMG]
    Para saksi pertama terungkapnya misteri alam yg telah lama membingungkan ini adalah seorang insinyur, ahli biologi & ilmuwan planet yg bertemu di stasiun cuaca terpencil.

    Seperti yg dikutip dari Alam Mengembang Jadi Guru, kelompok yg aneh ini telah merekam video pertama dari batu berlayar di Death Valley yg merayap di Racetrack Playa. Telah seabad, batu-batu disini memiliki alur-alur anggun yg panjang yg berubah minimal tiap satu dekade, yg membingungkan pengunjung & ilmuwan. Batu-batu dolomit hitam ini bergerak sendiri, meluncur di seluruh playa yg datar. Alur-alur mereka adalah satu-satunya bukti bahwa batu-batu tersebut bergerak. Tak seorang pun pernah melihat mereka berlayar.

    new innity_adZone("e945de21a1bb5714a0bc8a897ed32e9f","59797",{});​

    Banyak teori telah dikemukakan untuk untuk menjelaskan fenomena ini mulai dari medan magnet bumi, angin kencang hingga ganggang licin. Sekarang, dengan adanya bukti langsung yg berupa rekaman video, foto-foto timelapse & pelacakan GPS dari batu-batuan yg bergerak di Racetrack Playa ini, misteri akhirnya terungkap!

    Piringan es tipis bergerigi, menyerupai kepingan & lempengan kaca pecah, mem’buldozer’ batu-batu di seluruh playa, ungkap para ilmuwan rabu (27 Agustus 2014) dalam jurnal PLoS One. Didorong oleh angin lembut, batu batu meluncur di atas lumpur basah.

    new innity_adZone("e945de21a1bb5714a0bc8a897ed32e9f","57709",{});​

    [​IMG]

    “Ini adalah fenomena yg indah,” kata pemimpin penulis studi Richard Norris. “kolam seperti ini langka di Death Valley, & mungkin satu dekade antara hujan yg cukup besar / salju untuk membuat kolam besar,” kata Norris, seorang ahli sejarah biologi di Scripps Institution of Oceanography di San Diego, California.

    Racetrack Playa adalah danau kering sepanjang 4,5 kilometer, hampir rata & dikotori dengan beberapa ratus batu. Beberapa sekecil bola, tapi batu-batu lainnya bisa seberat 317 kilogram. Bahkan batu terbesar meninggalkan jejak alur panjang di belakang mereka.

    Beberapa alur jejak cukup pendek; beberapa membentang dua kali panjang lapangan sepak bola. Yang lainnya zig zag cukup tajam, menunjukkan perubahan arah yg cepat.

    Playa sesekali banjir di musim dingin, dari hujan / salju yg mencair. Terletak di ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut & dikelilingi oleh pegunungan, suhu malam hari bisa turun di bawah titik beku, sehingga air danau yg dangkal mejadi lapisan tipis es yg cukup padat.

    [​IMG]

    Kombinasi langka air & es bergabung untuk memindahkan batu-batu, kata para peneliti. Danau Playa harus cukup dalam untuk es mengambang, tapi cukup dangkal agar batu-batu terekspos. Permukaan es harus tipis, namun cukup kuat untuk pecah menjadi kepingan besar yg bisa mengganggu batu-batu. Akhirnya, malam pembekuan perlu diikuti oleh hari-hari cerah dengan angin lembut, yg membuat es retak di sepanjang danau.

    Serangkaian badai musim dingin yg basah menciptakan kondisi sempurna dari Desember 2013 sampai Februari 2014. Ratusan batuan berlari di Racetrack Playa lima kali dalam 10 minggu.

    “Pada dasarnya, batu-batu bergerak selama sekitar satu menit dalam jutaan menit,” kata Lorenz. “Anda harus berada di sana pada waktu yg tepat, & waktu yg tepat umumnya adalah saat cuaca paling ramah untuk berada di sana.”

    Baca Juga: 6 Kasus Mati Gancet yg Menghebohkan

    Mencapai Racetrack Playa membutuhkan tenaga ekstra karena naik turunnya jalan kerikil sepanjang 28 mil. Keterpencilan tidak pernah menghalangi siapa pun yg terobsesi memecahkan teka-teki batu berlayar. Percobaan pertama di sini dimulai pada 1940-an & tidak pernah berhenti.

    Beberapa tahun yg lalu, dua orang sepupu dari California memutuskan untuk misteri Racetrack Playa. Richard Norris adalah ahli biologi & Jim Norris adalah insinyur. Mereka mendapat izin dari National Park Service untuk memasang peralatan & sensor di Racetrack Playa.

    Pada musim dingin tahun 2011, dengan bantuan keluarga & teman-teman, keluarga Norris menempatkan 15 batu impor yg dipasang pelacak gerak GPS ke Racetrack Playa. (PihakPark Service tidak ingin batu-batu alam diganggu. Mereka juga memasang stasiun cuaca untuk melacak hembusan angin.

    Mereka menunggu batu untuk bergerak, tapi tidak pernah ada air saat itu.

    Dua tahun kemudian, Lorenz, ilmuwan planet, melihat stasiun cuaca & kemudian bertemu dengan tim Norris. – mereka memiliki kecocokan, kemudiani memutuskan untuk bergabung.

    Lorenz telah menyelidiki batu berlayar sejak tahun 2006 lalu datang ke Death Valley untuk mempelajari dust debu sebagai analog untuk kondisi di Mars, tetapi ia juga menjadi takjub dengan Racetrack Playa.

    Pada Desember 2013, tim tersebut mendapat keberuntungan. Mereka melihat playa itu dipercantik dengan air setinggi 7 cm. Setelah semalam, kolam membeku & ketika matahari terbit keesokan harinya maka es pun retak menjadi kepingan-kepingan & sebagian mencair. Lembaran tipis es mengapung di air terdorong oleh angin lembut & mendesak & membawa batu-batu yg akhirnya juga bergerak perlahan diatas dasar yg licin & basah. Itu semua tertangkap kamera.

    Ratusan batuan yg bergerak, kata Norris. “Es berderak & meletup sehingga membuat suara gaduh di seluruh playa tersebut.”

    Beberapa batu bergerak bersama-sama, meskipun mereka terpisah ratusan kaki, sementara yg lain bergerak secara independen. Batuan merayap dengan laju beberapa inci per detik (2-6 meter per menit), didorong oleh angin yg berkecepatan sekitar 10 mph (16 km/jam). Merayap nyaris tidak bisa dideteksi di kejauhan.

    Batu-batu bergerak hingga lebih dari 200 kaki (60 m) & tetap bergerak selama beberapa detik sampai 16 menit. Mereka akan sering bergerak lebih dari sekali sebelum mencapai tempat peristirahatan terakhir mereka.

    Menemukan diri mereka pada akhir sebuah teka-teki, baik Norris maupun Lorenz mengatakan mereka yakin penyelidikan mereka itu belum berakhir. Misalnya, tidak ada yg pernah melihat batu-batu raksasa di playa bergerak satu inci, sehingga proses lain mungkin bekerja pada bebatuan terbesar.


    “Saya tahu ada orang yg suka misteri ini & mungkin akan sedikit kecewa bahwa kami sudah pecahkan,” kata Norris. “Ini adalah proses yg menarik, & dalam banyak hal Saya berharap bahwa ada lebih banyak lagi yg akan ditemukan.”

    Konten ini didapat dari internet. Tidak diketahui kebenarannyan 100%. Silahkan lakukan research lanjutan tentang bacaan ini.

    Enjoy!
ShortURL: