Misteri Insiden Dyatlov

Discussion in 'Berita, Info dan Bacaan' started by AyoChat.Bots, Aug 25, 2014.

ShortURL:
  1. AyoChat.Bots

    AyoChat.Bots Team Ayochat Staff Member

    [​IMG]
    55 tahun yg lalu di bulan februari, bagian utara Ural menjadi tuan rumah bagi salah satu misteri yg belum terpecahkan hingga saat ini. Misteri tersebut adalah apa yg dikenal oleh masarakat luas sebagai Dyatlov Pass Incident, yg biasanya hanya dijelaskan: Dari sepuluh pendaki yg melakukan pendakian, sembilan tewas di tengah perjalanan yg sulit & dalam kondisi suhu yg mencapai -30 derajat Celcius. Dan inilah kisahnya seperti yg dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com

    Tapi rincian peristiwa tersebut, yg sebagian besar didasarkan pada buku harian mereka yg terlibat mencari para korban serta catatan dari para peneliti Soviet, sungguh-sungguh mengerikan: Pada malam tanggal 2 Februari 1959, para pendaki ini tampaknya merobek tenda mereka dari dalam, & bergerak ke area pepohonan tanpa mengenakan apa-apa kecuali apa yg mereka kenakan saat mereka berangkat tidur.

    Tiga minggu kemudian, lima mayat ditemukan oleh tim pencari, ratusan meter menuruni lereng dari kamp di mana para korban bermalam. Butuh waktu dua bulan lagi bagi para pencari untuk menemukan empat mayat lainnya, yg anehnya, sebagian dari mereka memakai pakaian milik teman mereka yg mayatnya telah ditemukan sebelumnya. Setelah diselidiki lebih lanjut, pakaian tersebut terkena radiasi tingkat tinggi. Disamping trauma internal yg berat, termasuk tengkorak retak & patah tulang rusuk, yg diderita oleh beberapa anggota pendaki itu, penyelidik Rusia (sovyet saat itu) melaporkan bahwa mereka tidak bisa menemukan bukti tindak pi&a & dengan cepat menutup kasus ini.

    Kelompok pendaki ini terdiri dari mahasiswa & alumni dari Ural State Technical University, yg semuanya berpengalaman dalam ekspedisi ke pedalaman. Ekspedisi yg dipimpin oleh Igor Dyatlov (23 tahun) ini, dimaksudkan untuk mengeksplorasi lereng gunung Otorten di bagian utara dari pegunungan Ural, & mereka berangkat pada tanggal 28 Januari 1959. Yury Yudin (satu-satunya anggota ekspedisi yg selamat) jatuh sakit sebelum mereka berhasil sepenuhnya masuk ke pedalaman, & tetap tinggal di desa yg paling akhir mereka lalui. Sembilan lainnya melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki & sesuai dengan foto-foto yg ditemukan oleh tim pencari, kelompok Dyatlov ini mendirikan tenda di sore hari tanggal 2 Februari di lereng gunung Ortoten.



    [​IMG]
    Yuri Yudin, tengah, dipeluk oleh Lyudmila Dubinina saat ia bersiap untuk meninggalkan Yuri karena sakit. Ini justru menyelamatkan Yuri dari kematian



    Gunung yg dikenal masarakat lokal, suku Mansi, sebagai Kholat Syakhl, yg sebenarnya memiliki arti “Gunung kematian”. Keputusan para pendaki untuk berkemah di lereng gunung dianggap tidak masuk akal. Kelompok ini dilaporkan hanya sekitar satu mil dari pepohonan, di mana mereka bisa menemukan setidaknya sedikit perlindungan dalam kondisi dibawah nol celcius. Mereka tampaknya tidak ingin membuang waktu, & mendirikan tenda di lereng gunung daripada di dalam hutan yg berada lebih dibawah.

    “Dyatlov mungkin tidak ingin kehilangan waktu mereka yg terbatas, or ia memutuskan untuk berlatih berkemah di lereng gunung”, kata Yudin kepada St Petersburg Times pada tahun 2008.



    [​IMG]
    Para pendaki mendirikan tenda pada 2 Februari 1959 dalam foto yg diambil dari satu rol film yg ditemukan oleh penyidik



    Pendirian tenda tersebut adalah pendirian tenda terakhir mereka.. Dyatlov sebelumnya mengatakan bahwa tim nya direncanakan akan kembali pada tanggal 12 Februari tahun itu, tetapi juga mengatakan bahwa tim nya mungkin memakan waktu lebih lama dari yg direncanakan. Setelah dirasa cukup lama tidak ada kabar berita dari tim tersebut maka sekitar tanggal 20 Februari tim pencari pun dikirim untuk mencari mereka & pada tanggal 26 Februari, bekas tenda mereka ditemukan oleh tim relawan pencarian & penyelamatan (tim SAR), masih dipenuhi dengan semua pakaian, seluruh peralatan yg dibutuhkan untuk kelangsungan hidup selama sisa perjalanan.



    [​IMG]
    Tenda para pendaki setelah tim penyelamat menemukannya pada tanggal 26 Februari 1959. Ditemukan telah dibuka paksa dari dalam



    Ketika penyelidik resmi tiba, mereka mencatat bahwa tenda telah dirobek dari dalam, & menemukan jejak-jejak kaki dari delapan or sembilan orang meninggalkan tenda yg mengarah ke lereng bawah ke arah pepohonan. Menurut penyelidik, sepatu & peralatan para pendaki tertinggal, & jejak kaki mereka mengisaratkan beberapa orang bertelanjang kaki or tidak memakai apa-apa kecuali kaus kaki. Dengan kata lain, mereka semua tergesa-gesa keluar dari tenda mereka & berlari melalui salju yg sedalam lutut. Anehnya ada tidak ada bukti orang lain or permainan kotor diantara para pendaki.

    Dua mayat pertama ditemukan di pepohonan, di bawah pohon pinus besar. Ingat bahwa pepohonan ini sekitar satu mil jauhnya dari tenda mereka; penyelidik menulis bahwa jejak kaki menghilang sekitar sepertiga jalan menuju ke tempat dua mayat ini, meskipun hal ini bisa saja karena cuaca dalam tiga minggu yg dibutuhkan untuk penyidik tiba. Dua mayat ini hanya mengenakan pakaian dalam mereka, & keduanya bertelanjang kaki. Menurut laporan, cabang-cabang yg patah di pohon tersebut, menunjukkan ada orang yg mencoba untuk memanjatnya. Sisa-sisa api tergeletak di dekatnya.

    Tiga mayat lagi, yg salah satunya adalah Dyatlov, ditemukan tercecer di tempat-tempat antara tenda & pohon pinus besar tersebut, & terbaring seolah-olah mereka ingin kembali ke tenda. Salah satunya, Rustem Slobodin, tengkoraknya retak, meskipun dokter menyatakan itu non-fatal, & investigasi kriminal ditutup setelah dokter memutuskan kelimanya meninggal karena hipotermia.

    Dua bulan berlalu sampai empat mayat yg tersisa ditemukan terkubur di bawah salju setebal 4 meter di sebuah liang beberapa ratus kaki di bawah lereng dekat pohon pinus besar tersebut diatas. Dibandingkan lima mayat yg telah ditemukan sebelumnya, kondisi empat mayat ini lebih mengerikan. Keempatnya mengalami kematian traumatis, meskipun tidak ada penampilan trauma luar or luka luar. Pertama, Nicolas Thibeaux & Brignollel tengkoraknya retak. Alexander Zolotariov & Ludmila Dubinina ditemukan dengan lidah & mata mereka hilang serta tulang rusuk mereka hancur.

    [​IMG]

    Ada kemungkinan bahwa empat orang ini mencari bantuan & kemudian mereka jatuh ke liang. Tapi itu tidak menjelaskan lidah &a mata Dubinina & Zolotariov yg hilang. Beberapa orang pada saat itu berpendapat para pendaki ini telah diserang oleh suku Mansi, namun laporan koroner pada saat itu menyatakan bahwa untuk membuat trauma seperti yg ditemukan pada korban, dibutuhkan kekuatan lebih besar dari kekuatan manusia, terutama mengingat tidak ada trauma luar yg menyertainya.

    “Itu sama dengan efek dari kecelakaan mobil”, kata Boris Vozrozhdenny, salah satu dokter pada kasus ini, menurut dokumen yg dibuka kembali oleh Times.

    Dan anehnya lagi, empat mayat yg ditemukan terakhir ini memakai pakaian/peralatan lebih lengkap daripada lima mayat yg ditemukan sebelumnya. Jadi tampaknya mereka telah mengambil pakaian dari teman mereka yg mungkin telah mati lebih dahulu dari mereka, & kemudian melanjutkan perjalanan tanpa tujuan mereka. Zolotariov, misalnya, ditemukan mengenakan mantel & topi Dubinina, se&gkan Dubinina sendiri kakinya dililit potongan celana wol dari yg dipakai temannya yg mayatnya ditemukan di pohon pinus. Untuk menambah misteri, pakaian-pakaian yg dikenakan oleh keempat orang ini mengandung radioaktif.

    Radioaktivitas yg ditemukan pada pakaian memang sulit untuk dijelaskan, tapi selebihnya, kasus ini dapat dijelaskan dengan penjelasan yg lebih masuk akal daripada penjelasan yg melibatkan alien or percobaan nuklir pada orang yg sering dikaitkan pada peristiwa ini. Penjelasan yg paling mungkin adalah longsoran salju or avalanche menimpa tenda mereka & mengubur mereka dalam longsoran salju. Ini akan menjelaskan mengapa tenda dirobek dari dalam & sangat mungkin beberapa pendaki mendapat trauma akibat longsoran. Dan kemungkinan para pendaki terkubur lumayan lama sebelum mereka berhasil keluar sendiri & itulah yg mungkin menyebabkan beberapa dari mereka mengalami hipotermia, & mungkin delirium. Hipotermia yg mereka alami inilah yg mungkin menyebabkan mengapa lima mayat dari mereka berada di berbagai tempat antara tenda & pohon pinus besar. Pertanyaannya adalah: Mengapa 4 orang lainnya tidak kembali ke tenda untuk mengambil peralatan yg diperlukan?



    [​IMG]
    Avalanche



    Sekali lagi, tanpa memperhitungkan a&ya radioaktivitas yg ditemukan, skenario diatas adalah yg paling masuk akal.

    Namun radioaktivitas yg ditemukan benar-benar aneh, seperti penyelidikan itu sendiri. Dokumen yg berkaitan dengan kasus itu disegel setelah setelah kasus tersebut ditutup (dinyatakan selesai), & tidak pernah dibuka sampai sekitar tahun 1990-an. Penyebab insiden tersebut masih spekulatif, & wawancara yg terhadap peneliti utama insiden itu, Lev Ivanov, pada waktu dokumen yg disegel dibuka kembali, malah memperlihatkan betapa aneh & misteriusnya kasus ini.

    Ivanov adalah orang yg pertama kali menemukan bahwa tubuh & pakaian yg ditemukan semua radioaktif, & mengatakan bahwa Geiger counter (detektor radiasi) yg dibawanya berbunyi menggila di lokasi sekitar perkemahan. Dia juga mengatakan bahwa para pejabat Soviet mengatakan kepa&ya pada waktu itu untuk menutup kasus tersebut, meskipun ada laporan bahwa “bola terbang terang” telah dilaporkan di daerah tersebut pada bulan Februari & Maret tahun 1959.

    “Saya menduga pada saat itu & saya hampir yakin sekarang bahwa bola terbang terang tersebut memiliki koneksi langsung terhadap kematian para pendaki itu”, kata Ivanov kepada koran Kazakh Leninsky dalam sebuah wawancara.

    Kelompok siswa lain yg berkemah sekitar 30 mil dari kelompok pendaki, melaporkan penampakan serupa di waktu itu. Dalam kesaksian tertulis, salah seorang siswa mengatakan bahwa ia melihat “obyek melingkar bersinar terbang di atas desa dari barat daya ke timur laut. Cakram bersinar itu terlihat seukuran bulan purnama, bercahaya putih kebiruan dikelilingi oleh lingkaran cahaya biru. Lingkaran cahaya biru tersebut berkelebat seperti kilatan petir. Ketika obyek tersebut menghilang di balik cakrawala, langit menyala terang di tempat itu selama beberapa menit”.

    Teori yg paling terkemuka, mengingat kerahasiaan kasus, radioaktivitas, & penampilan beberapa mayat yg dilaporkan terlihat “sangat kecokelatan” oleh seorang anak muda yg menghadiri beberapa pemakaman mereka, adalah bahwa kelompok pendaki itu entah bagaimana menjadi ajang pengujian teknologi militer Soviet. Tapi, teori ini tetap tidak dapat menjelaskan apa yg menyebabkan trauma pada beberapa pendaki.

    Ada kemungkinan bahwa salah satu anggota melihat beberapa cahaya yg menakutkan di langit & semua orang panik, kemudian lari, tapi tidak pernah ada bukti ledakan di daerah tersebut, yg mengesampingkan semacam uji coba nuklir or sesuatu yg sejenis. Tapi meskipun demikian, itu tidak menjelaskan patah tulang & tengkorak retak. Beberapa trauma memang dapat dijelaskan oleh jatuh ke dalam liang, tapi ingat, Slobodin tengkoraknya retak & ditemukan terbaring menghadap kembali ke tenda.

    Fakta bahwa sisa-sisa api ditemukan, menunjukkan bahwa beberapa pendaki masih memiliki kontrol terhadap emosi mental mereka, & psikosis memang bukanlah efek dari paparan radiasi, tapi itu tidak menjelaskan mengapa para pendaki tersebut berjalan tanpa membawa peralatan apapun dari tenda mereka.

    Skenario yg lebih sederhana & mungkin terbaik adalah: Para pendaki terkubur di longsoran salju, & dalam keadaan hipotermia delirium, bergegas pergi mencari bantuan. Longsoran salju yg sangat kuat, kemungkinan bisa mengakibatkan jenis trauma yg beberapa dari pendaki tersebut alami.

    Namun, kurangnya kejelasan dari penyelidikan awal karena begitu cepatnya kasus ini ditutup, telah membuat insiden ini sebagai target favorit dari teori konspirasi & pemburu alien. Dan memang insiden ini cukup aneh & misterius ….

    Konten ini didapat dari internet. Tidak diketahui kebenarannyan 100%. Silahkan lakukan research lanjutan tentang bacaan ini.

    Enjoy!
ShortURL: