Tragis! Pria Ini Alergi Terhadap Gadget dan Semua Teknologi Elektromagnetik

Discussion in 'Berita, Info dan Bacaan' started by AyoChat.Bots, May 1, 2016.

ShortURL:
  1. AyoChat.Bots

    AyoChat.Bots Team Ayochat Staff Member

    [​IMG]Saat ini manusia sedang berada dalam era teknologi, yg mana semua perlengkapan kebutuhan orang-orang akan semakin terkoneksi dengan gadget & internet, yg membantu aktivitas manusia dalam kesehariannya.

    Namun, ternyata tak semua orang dapat menikmati betul akan kehadiran teknologi. Kisah tragis harus dialami Peter Llyod yg mempunyai alergi terhadap teknologi / dikenal dengan istilah hipersensitivitas eletromagnetik (EHS).

    Seperti yg dikutip dari viva.co.id, Llyod harus mendekam serta terisolasi di rumahnya sendiri di St Fagans, Cardiff, Wales, dengan perlengkapan yg jauh dari barang-barang elektronik & benda listrik.

    Ia tak bisa menggunakan gadget yg bermuatan listrik seperti ponsel, jam tangan, televisi, telepon, pemutar CD, / listrik di rumahnya. Dikarenakan bila ada barang tersebut di dekatnya, Llyod akan merasakan reaksi kesakitan.

    “Saya pertama kali mengalami apa yg terjadi yg saya rasakan itu adalah ketika saya masih berumur pertengahan dua puluhan. Saya merasakan perasaan pusing setelah melihat layar komputer & tidak mampu berpikir jernih,” ungkap Llyod.



    Andalkan LilinDiketahui, orang yg mengidap hipersensitivitas eletromagnetik ini akan mengalami seperti flu, sakit kepala, lesu, & mual ketika bersentuhan / berdekatan dengan peralatan berbau teknologi. Pada tahun 2009, Parlemen di Eropa menyatakan orang yg menyandang EHS, dikatakan sebagai orang cacat.

    Maka dari itu, Llyod tak leluasa untuk bepergian ke luar rumahnya karena akan saling berkontak dengan ponsel orang lain, mobil, bor listrik, hingga zona Wi-Fi.

    Bahkan, dalam pencahayaan saja, pria berumur 42 tahun tersebut mengandalkan lilin untuk membaca buku-buku serta artikel di majalah New Scientist & Scientific American untuk menemani aktivitas sehari-harinya.

    “Saya menemukan beberapa artikel yg menjelaskan gejala saya & saya menemukan sebanyak mungkin tentang hipersensitivitas elektromagnetik,” tuturnya.

    Sebelumnya, Llyod menghabiskan diri tinggal di daerah Spanyol selama tiga tahun, namun kembali ke Cardiff, di mana ia harus kehilangan kemampuan untuk berjalannya, karena sering berada di rumahnya.

    Namun, kisah tragis lainnya harus dihadapinya. Pasalnya, Dewan Cardiff menyatakan akan menggusurnya. Bila penggusuran itu terjadi, ia akan dipindahkan ke rumah sakit, yg tak lain banyak peralatan medis mengandung eletromagnetik, sehingga Llyod akan semakin parah.

    Maka dari itu, Llyod berkeinginan untuk terisolasi di sebuah pondok kayu agar tetap terjaga dari benda-benda eletronik.

    Originally posted 2014-10-17 13:15:22. Republished by Blog Post Promoter

    Konten ini didapat dari internet. Tidak diketahui kebenarannyan 100%. Silahkan lakukan research lanjutan tentang bacaan ini.

    Enjoy!
ShortURL: