Teknik cetak 3 dimensi sudah ditemukan dari tahun 80-an. Namun, perkembangan pesat teknologi ini ada pada era 2010-an. Saat ini, berbagai benda & peralatan bisa dibuat dengan teknik cetak 3 Dimensi. Mulai dari alat sehari-hari seperti piring & keranjang, sampai benda yg membantu orang banyak seperti bangunan rumah. Kini, makanan pun bisa dihasilkan dengan teknologi tersebut. Perusahaan Natural Machines memperkenalkan alat cetak 3 dimensi khusus makanan, yg disebut “Foodini”. Perbedaan signifikan Foodini dengan alat cetak 3 dimensi lainnya adalah: jika pencetak 3 dimensi lainnya menggunakan bahan dasar plastik, alat ini akan diisi dengan bahan-bahan layak makan yg diolah dengan kapsul stainless steel. “Ini menggunakan teknologi yg mirip. Namun dengan plastik hanya ada satu titik leleh, sedangkan dengan bahan makan, akan ada temperatur berbeda, konsistensi, & tekstur,” ungkap Lynette Kucsma, salah satu anggota tim penggagas Natural Machines, seperti yg dikutip liputan6.com. “Gravitasi juga tidak menuruti kami, mengingat makanan tidak semudah plastik dalam pembentukan,” sambungnya. Alat pencetak 3 dimensi ini mampu membuat pizza mini. Tim startup asal Barcelona mengungkapkan, bahwa saat ini alat ini hanyalah satu-satunya yg bisa mencetak variasi makanan, dari cita rasa manis sampai gurih. “Pada dasarnya, ini merupakan pabrik makanan dalam bentuk mini seukuran oven.” ungkap Kucsma seraya menjelaskan bahwa pada tahap awal, alat cetak diperuntukkan pengguna dapur profesional, seperti juru masak. Versi untuk konsumen nanti akan dibuat tersendiri. Pada prinsipnya, Foodini sekilas terdengar seperti alat yg ‘mendukung’ kemalasan. Sebab anda hanya tinggal menekan tombol untuk mencetak lauk pauk. Namun, Nautal Machines menekankan bahwa alat ini didesain khususnya untuk mengatasi bagian dari memasak yg makan waktu lama, yg justru membuat orang-orang enggan memasak di rumah. Selain itu, perusahaan mengajak mengkonsumsi makanan sehat. Ditunjukkan dengan alat yg membutuhkan bahan-bahan segar sebelum mencetak. Perusahaan tersebut juga bekerjasama dengan pabrik makanan ternama, untuk penciptaan kapsul plastik penyimpan makanan yg melengkapi alat cetak serta bahan makanan yg bebeas pengawet. Selain mampu menciptakan desain makanan yg rumit seperti hiasan kue, / kentang tumbuk yg disusun bentuk persegi enam, Foodini juga bisa digunakan untuk resep yg membutuhkan ketelitian tinggi. Seperti pizza buatan rumah. Teknologi ini juga mendukung pengguna dalam memasak, berbagi resep, & mengkonsumsi makanan sehat. Saat ini, alat hanya bisa mencetak makanan, & dalam memasaknya hingga matang harus dilakukan oleh pengguna. Namun, perusahaan terus mengembangkan model untuk memasak makanan hingga siap dimakan. Bukan hanya mempermudah proses memasak, ide penciptaan juga memiliki aspek sosial. “Ada layar sentuh di bagian depan yg tersambung pada situs resep di jaringan. Intinya, ini media sosial peralatan dapur,” ungkap Kucsma. Dengan alat itu, pengguna akan mampu mengontrol alat melalui smartphone, & membagi resep dengan komunitas. Makanan penutup seperti macaron juga bisa dihasilkan dengan alat. Ada juga orang-orang yg meragukan amannya makanan yg muncul dari alat cetak. Hal itu dengan segera dibantah oleh Kucsma. “Kami sudah mengujinya & semua orang suka makanannya. Seperti oven microwave saja, yg pada tahun 70-an dicurigai mengandung racun radiasi / semacamnya oleh orang-orang. Di era kini, alat ini menjadi andalan. Penemuan ini menghasilkan makanan sungguhan, dengan bahan segar sungguhan. Hanya saja teknologinya berbeda,” bebernya. Foodini kabarnya akan merambah di pasaran pada tahun 2016 mendatang, dibanderol US$ 1.500 / sekitar Rp 21,34 juta. Tertarik? Baca juga mengenai mesin yg ngeprint jalan disini Konten ini didapat dari internet. Tidak diketahui kebenarannyan 100%. Silahkan lakukan research lanjutan tentang bacaan ini. Enjoy!
